Keterangan: Istimewa
Pringsewu, www.lampungheadlines.com – Bantuan sebanyak Rp. 745 Miliar digelontorkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam bentuk subsidi atau bantuan UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang mulai dicairkan pada September 2021 lalu. Bantuan tersebut bisa diperoleh mahasiswa yang perekonomiannya terdampak COVID-19.
Namun ironisnya ketika Pemerintah sudah berjuang membantu guna mengatasi permasalahan di Dunia Pendidikan akibat dampak Covid-19 justru dicederai oleh salah satu Universitas besar di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung dengan adanya dugaan pemotongan bantuan yang disalurkan ke Mahasiswa penerima hak bantuan.
Hal ini terungkap oleh seorang Mahasiswa yang berkuliah di salah Satu Universitas besar di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung yang namanya enggan dipublikasikan mengaku dalam perjalanan penyaluran bantuan UKT/SPP tersebut dicederai dengan adanya dugaan pemotongan sebesar Rp. 500.000; /Mahasiswa dari besaran anggaran dana beasiswa/UKT Rp. 2.400.000; untuk setiap satu orang Mahasiswa penerima bantuan UKT/SPP oleh oknum di Universitasnya.
Berdasarkan data dan sumber yang dimiliki awak media ini, bahwasanya ada sekitar 250 orang mahasiswa yang menerima Beasiswa UKT di Semester Gasal dengan besaran anggaran 2.400.000/orang mahasiswa.
Dugaan pemotongan tersebut berdalih biaya admin dan hanya menerima Rp. 1.900.000; dari Rp. 2.400.000;.
Salah satu sumber yang berhasil dihimpun awak media, terdapat sebuah rekaman suara yang dalam rekaman tersebut adanya seseorang tengah berbicara dalam pertemuan penyampaian bantuan kepada para Mahasiswa penerima.
Orang tersebut mengatakan bahwa Mahasiswa penerima bantuan harus ‘legowo’ (berlapang dada_red) dan tidak akan “ngomel” (mengatakan hal-hal yang tidak baik_red) dan “ngegrundel” (bergumam sembari mengumpat_red) dengan adanya pemotongan bantuan yang akan disalurkan.
“Mungkin hanya ini yang bisa Saya sampaikan terkait sosialisasi pemotongan, tapi bahasanya jangan pemotongan cari bahasa yang lebih bersahabat”, ucap orang dalam rekaman tersebut.
“Biaya admin Bu”, ucap yang diperkirakan seorang Mahasiswa terdengar.
Saran tersebut disetujui dan menambahkan bila intinya para Mahasiswa diminta untuk menggunakan bahasa yang lebih bersahabat.
Lalu saat awak media coba mengkonfirmasi kepada ES salah satu Staf Rektor di Kampus tersebut melalui sambungan telepon seluler miliknya dengan nomor 0812721xxxxxx aktif namun tidak terangkat, Sabtu (15/1/22).
Hingga berita ini diterbitkanpun awak media belum dapat penjelasan pasti dari pihak Universitas, siapa yang bertanggung jawab atas adanya dugaan pemotongan beasiswa UKT tersebut. (*)