Keterangan: Kondisi Persawahan di Sukoharjo II ketika memasuki musim penghujan. (sumber foto: Yuda H.)
Pringsewu, www.lampungheadlines.com – Penyangga Tatanan Negara Indonesia atau yang lebih akrab dikenal dengan Petani, di Kabupaten Pringsewu khususnya di Kecamatan Sukoharjo tengah menghadapi dilema.
Hal tersebut disebabkan ketika memasuki musim penghujan, persawahan di Kecamatan Sukoharjo tepatnya Pekon Sukoharjo II kerap mengalami banjir akibat luapan sungai Oyot atau lebih dikenal Kali Oyot.
Seperti yang dituturkan oleh salah seorang Petani asal Sukoharjo yakni Siget (55). Dirinya mengatakan bahwa banjir di lahan persawahan di pekon Sukoharjo II kerap terjadi hampir ditiap tahunnya, tepatnya saat memasuki musim tanam sekitar antara bulan November hingga Januari.
“Penyebab banjir tersebut akibat luapan aliran air dari kali Oyot yang di samping rumah makan Moro Seneng. Kalau saat musim penghujan tidak dapat menampung debit air dengan jalur pembuangan sangat minim,”beber Siget kepada awak media pada Rabu (16/11/22).
Terungkap dari Siget kondisi Kali Oyot mengalami pendangkalan dan posisi lebih tinggi dari lahan persawahan dengan jalur pembuangan Irigasi yang kurang sehingga banjir menjadi agenda rutin tahunan.
“Kami Petani cuma bisa berharap agar Pemerintah mencarikan solusi, misalnya dibuatkan lagi jalur Irigasi agar cepat surut saat banjir meluap,”harapnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Pengairan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Pringsewu Wiyanto mengatakan secepatnya akan mencarikan solusi dan berkoordinasi dengan Dinas terkait guna mengatasi banjir musiman yang kerap terjadi akibat meluapnya Kali Oyot.
Wiyanto juga mengaku sudah beberapa kali dilakukan normalisasi pada Kali Oyot namun belum mampu mengatasi banjir saat musim hujan datang.
“Kami Bidang Pengairan secepatnya akan melakukan kajian guna mencarikan solusi terbaik, misalnya menambah sudetan baru jalur pembuangan air, agar saat meluap bisa cepat surut.”Tegasnya.
Dinas PUPR Kabupaten Pringsewu segera akan melakukan kajian terlebih dahulu bersama Dinas terkait lainnya juga para Petani setempat untuk mendapatkan solusi terbaik hingga supaya cepat terealisasi di tahun depan. (*)